Minggu, 27 September 2015

Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini

Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini | Kali ini kami akan menampilkan contoh makalah bertema Pendidikan. Judul makalah tersebut yaitu tentang pentingnya pendidikan pada usia dini. Didalam makalah ini akan dijelaskan berbagai masalah pentingnya pendidikan di usia dini.

Nah, bagi kalian yang sedang membutuhkan makalah pendidikan ini, silahkan download saja makalahnya di bawah ini. Anda dapat menggunakannya sebagai referensi pembuatan makalah anda. Oke langsung saja simak makalahnya di bawah ini. 


Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini

Pentingnya Pendidikan Pada Usia Dini

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar belakang

Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan.

Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak.

Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.

Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.


B. Tujuan pembuatan makalah

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :

- Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
- Melatih mahasiswa untuk dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
- Melatih mahasiswa dalam pengalaman langsung atau tidak langsung dalam
- Memberikan informasi kepada masyarakat tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

BAB II

PEMBAHASAN


A. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai lahir sampai baligh (kalau perempuan ditandai menstruasi sedangkan laki-laki sudah mimpi sampai mengeluarkan air mani) adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14, pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

1. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
2. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

- Infant (0-1 tahun)
- Toddler (2-3 tahun)
- Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
- Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Hal-hal yang harus dipahami dalam Karakteristik Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:

- Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
- Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak, agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
- Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
- Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
- Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. fisik dan psikologis ( hall & lindzey, 1993).

Adapun pentingnya pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sebagai berikut:

- PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan sangat fundamental.
- PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak.
- Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
- Merupakan Masa Golden Age (Usia Keemasan). Dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak.
- Cerminan diri untuk melihat keberhasilan anak dimasa mendatang. Anak yang mendapatkan layanan baik semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk mengembangkan hidup selanjutnya.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Komitmen Dunia seperti yang tertera dalam kutipan sebagai berikut:

- Komitmen Jomtien Thailand (1990) "Pendidikan untuk semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal."
- Deklarasi Dakkar (2000) "Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar."
- Deklarasi ”A World Fit For Children” di New York (2002)(Penyediaan Pendidikan yang berkualitas)

B. Landasan Yuridis Tentang PAUD

Pembukaan UUD 1945 ; "Salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa."

Amandemen UUD 1945 pasal 28 C
"Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia."

UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
"Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta dan bakat."

UU No 20/2003 pasal 28
- Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
- Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

C. Perkembangan Anak

Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain. Perkembangan anak sebagai perubahan psikologis menurut Kartini Kartono ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam fase tertentu.

Nana Syaodah Sukmadinata mengemukakan ada tiga pendekatan perkembangan individu, yaitu Pendekatan Pentahapan, diferensial dan isaptif. Khususnya pada pendekatan isaptif pada perkembangan anak mencakup perkembangan psikososial, perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, perkembangan moral dan perkembangan emosional.

Tahapan perkembangan psikososial anak menurut Erik Erikson dalam Malcolm Knowles adalah sebagai berikut:

Tahap kepercayaan dan ketidak percayaan (trust versus misstrust), yaitu tahap psikososial yang terjadi selama tahun pertama kehidupan. Pada tahap ini,bayi mengalami konflik anatara percaya dan tidak percaya. Rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekhawatiran akan masa depan.

Tahap otonomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus shame and doubt), yaitu tahap kedua perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan. Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau atonomi mereka dan menyadari kemauan mereka. Jika orangtua cenderung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi anak untuk menyelidiki lingkungannya, maka anak akan mengalami rasa malu dan ragu-ragu.

Tahap prakarsa dan rasa bersalah (initiatif versus guilt), yaitu tahap perkembangan psikososial ketiga yang berlangsung selama tahun pra sekolah. Pada tahap ini anak terlihat sangat aktif, suka berlari, berkelahi, memanjat-manjat, dan suka menantang lingkungannya. Dengan menggunakan bahasa, fantasi dan permainan khayalan, dia memperoleh perasaan harga diri. Bila orangtua berusaha memahami, menjawab pertanyaan anak, dan menerima keaktifan anak dalam bermain, maka anak akan belajar untuk mendekati apa yang diinginkan, dan perasaan inisiatif semakin kuat. Sebaliknya, bila orangtua kurang memahami, kurang sabar, suka memberi hukuman dan menganggap bahwa pengajuan pertanyaan, bermain dan kegiatan yang dilakukan anak tidak bermanfaat maka anak akan merasa bersalah dan menjadi enggan untuk mengambil inisiatif mendekati apa yang diinginkannya.

Tahap kerajinan dan rasa rendah diri (industry versus inferiority),yaitu perkembangan yang berada langsung kira-kira tahun sekolah dasar. Pada tahap ini, anak mulai memasuki dunia yang baru, yaitu sekolah dengan segala aturan dan tujuan. Anak mulai mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.perasaan anak akan timbul rendah diri apabila tidak bisa menguasai keterampilan yang diberikan disekolah.

Tahap identitas dan kekacauan identitas (identity versus identity confusion), yaitu perkembangan yang berlangsung selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini, anak dihadapkan pada pencarian jati diri. Ia mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah individu unik yang siap memasuki suatu peran yang berarti ditengah masyarakat baik peran yang bersifat menyesuaikan diri maupun memperbaharui. Apabila anak mengalami krisis dari masa anak kemasa remaja maka akan menimbulkan kekacauan identitas yang mengakibatkan perasaan anak yang hampa dan bimbang.

Tahap keintiman dan isolasi (intimacy versus isolation), yaitu perkembangan yang dialami pada masa dewasa. Pada masa ini adalah membentuk relasi intim dengan oranglain. Menurut erikson, keintiman tersebut biasanya menuntut perkembangan seksual yang mengarah pada hubungan seksual dengan lawan jenis yang dicintai. Bahaya dari tidak tercapainya selama tahap ini adalah isolasi, yakni kecenderungan menghindari berhubungan secara intim dengan oranglain kecuali dalam lingkup yang amat terbatas.

Tahap generativitas dan stagnasi (generativity versus stagnation), yaitu perkembangan yang dialami selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk, ide-ide, dan sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Apabila generativitas tidak diungkapkan dan lemah maka kepribadian akan mundul mengalami pemiskinan dan stagnasi.

Tahap integritas dan keputusasaan (integrity versus despair), yaitu perkembangan selama akhir masa dewasa. Integritas terjadi ketika seorang pada tahun-tahun terakhir kehidupannya menoleh kebelakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam hidupnya selama ini, menerima dan menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya, merasa aman dan tentram, serta menikmati hidup sebagai yang berharga dan layak. Akan tetapi, bagi orangtua yang dihantui perasaan bahwa hidupnya selama ini sama sekali tidak mempunyai makna ataupun memberikan kepuasan pada dirinya maka ia akan merasa putus asa.

Perkembangan Kognitif Anak Menurut PIAGET tahapan perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap yaitu sebagai berikut:

1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak.

Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.

Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.

Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).

2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.

3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa.

Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anak-anak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami.

4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.

Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.

Pada umumnya dalam perkembangan Emosional seorang anak terdapat empat kunci utama emosi pada anak yaitu :

1. Perasaan marah
Perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa tidak nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang mengganggunya. Kemarahan pun akan dikeluarkan anak ketika merasa lelah atau dalam keadaan sakit. Begitu punketika kemauannya tidak diturutioleh orangtuanya, terkadang timbulrasa marah pada sianak.

2. Perasaan takut
Rasa takut ini di rasakan anak semenjak bayi. Ketika bayi merekatakut akan suara-suara yang gaduh atau rebut. Ketika menginjak masa anak-anak, perasaan takut mereka muncul apabila di sekelilingnya gelap. Mereka pu mulai berfantasi dengan adanya hantu, monster dan mahluk-mahluk yang menyeramkan lainnya.

3. Perasaan gembira
Perasaan gembira ini tentu saja muncul ketika anak merasa senang akan sesuatu. Contohnya ketika anakdiberi hadiaholeh orang tuanya, ketika anak juara dalam mengikuti suatu lomba, atau ketika anak dapat melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya. Banyak hal yang dapat membuat anak merasa gembira.

4. Rasa humor
Tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih banyak tertawa di bandingkan orang dewasa. Anak akan tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.

Keempat perasaan itu merupakan emosi negative dan positif. Perasaan marah dan ketakutan merupakan sikap emosi yang negative sedangkan perasaan gembira dan rasa lucu atau humor merupakan sikap emosi yang positif.

Menurut Kohlberg Perkembangan moral (moral development) berhubungan dengan peraturan-peraturan dan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

D. Peranan keluarga

Keluarga adalah institusi pertama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Disanalah pertama kali dasar-dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing bagaimana ia mengenal Penciptanya agar kelak ia hanya mengabdi kepada Sang Pencipta Allah SWT. Demikian pula dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak yang didapatkan dari sikap keseharian orangtua ketika bergaul dengan mereka. Bagaimana ia diajarkan untuk memilih kalimat-kalimat yang baik, sikap sopan santun, kasih sayang terhadap saudara dan orang lain. Mereka diajarkan untuk memilih cara yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih barang halal yang akan mereka gunakan. Kesimpulannya, potensi dasar untuk membentuk generasi berkualitas dipersiapkan oleh keluarga.

Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan. Anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa yang dikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.

Tidak heran kemudian apabila anak yang dibesarkan dalam situasi dan kondisi yang kurang membaik semasa masih dalam kandungan berpengaruh terhadap kecerdasan anak ketika lahir. Dengan demikian, pihak keluarga sejatinya banyak mengetahui perkembangan-perkembangan anak. Pada saat anak masih dalam kandungan, pihak orang tua harus lebih memperbanyak perkataan, perbuatan, dan tindakan-tindakan yang lebih edukatif.

Ketika anak itu sudah lahir, maka tantangan terberat adalah bagaimana orang tua dapat mengasihi dan menyayangi anak sesuai dengan dunianya. Poin yang kedua ini ketika anak-anak (usia bayi hingga dua tahun) mempunyai tahap perkembangan yang cukup potensial. Anak-anak mempunyai imajinasi dengan dunianya yang bisa membuahkan kreativitas dan produktivitas pada masa depannya. Tapi, pada fase-fase tertentu banyak orang tua tidak memberikan kebebasan untuk berekspresi, bermain, dan bertingkah laku sesuai dengan imajinasinya. Banyak orang tua yang terjebak pada pembuatan peraturan yang ketat. Ini memang tujuannya untuk kebaikan anak.

Pengekangan dan pengarahan menurut orang tua tidak baik untuk memompa kecerdasan dan kreativitas anak. Bahkan, malah berakibat sebaliknya, yakni anak-anak akan kehilangan dunianya sehingga daya kreativitas anak dipasung dan dipaksa masuk dalam dunia orang tua. Paradigma semacam inilah yang sejatinya diubah oleh pihak orang tua dalam proses pendidikan anak usia dini.

Menarik salah satu pernyataan seorang pujangga Lebanon, Kahlil Gibran (1883). "Anak kita bukanlah kita, pun bukan orang lain. Ia adalah ia. Dan hidup di zaman yang berbeda dengan kita. Karena itu, memerlukan sesuatu yang lain dengan yang kita butuhkan. Kita hanya boleh memberi rambu-rambu penentu jalan dan menemaninya ikut menyeberangi jalan. Kita bisa memberikan kasih sayang, tapi bukan pendirian. Dan sungguh pun mereka bersamamu, tapi bukan milikmu.

Pernyataan tersebut cukup tepat untuk mewakili siapa sebenarnya anak-anak kita dan bagaimana seharusnya kita berbuat yang terbaik untuknya. Untuk itu pernyataan di atas sejatinya dijadikan referensi dalam memandang anak-anak oleh keluarga, terutama orang tua, yang ingin menjadikan anaknya berkembang secara kreatif, dinamis, dan produktif.

Keluarga yang selama ini masih cenderung kaku dalam mendidik anaknya pada masa kecil sejatinya diubah pada pola yang lebih bebas. Anak adalah dunia bermain. Dunia anak adalah dunia di mana keliaran imajinasi terus mengalir deras.

Anak sudah mempunyai dunianya tersendiri yang beda dengan orang dewasa. Hanya dengan kebebasan bukan pengerangkengan anak-anak akan bisa memfungsikan keliaran dan kreativitasnya secara lebih produktif. Hanya dengan dunianya anak-anak akan mampu mengaktualisasikan segenap potensi yang ada dalam dirinya.

Oleh karena begitu besarnya peranan orang tua dalam perkembangan anak maka orang tua dituntut untuk dapat memahami pola-pola perkembangan anak sehingga mereka dapat mengarahkan anak sesuai dengan masa perkembangan anak tersebut. Selanjutnya orangtua berkewajiban untuk menciptakan situasi dan kondisi yang memadai untuk menunjang perkembangan anak-anaknya. Dengan tercapainya perkembangan anak kearah yang sempurna maka akan terciptanya keluarga yang sejahtera. Menurut Siregar dalm makalahnya 2 agustus 1996 pada seminar hari anak Indonesia di Bandung mengemukakan tentang keluarga sejahtera yaitu bahwa keluarga sejahtera selalu didambakan setiap individu. Tujuan utama dari keluarga sejahtera adalah keluarga hendaknya merupakan wadah pengembangan anak seoptimal mungkin, sehingga mereka berkembang menjadi pribadi dewasa yang penuh tanggung jawab dan matang dikemudian hari.

E. Menumbuhkan Kecerdasan Anak Usia Dini

Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Namun secara pasti berangsur-angsur anak akan terus belajar dengan lingkungannya yang baru dan dengan alat inderanya, baik itu melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan mapun pengecapan. Anak berkemungkinan besar untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Bahkan anak bisa meningkat pada taraf perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya sehingga ia mampu tampil sebagai pionir dalam mengendalikan alam sekitar. Hal ini karena anak memiliki potensi yang telah ada dalam dirinya.

Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak. Sebab jika potensi kecerdasannya tidak dibimbing dan diarahkan dengan rangsangan-rangsangan intelektual, maka walaupun dia memiliki bakat jenius aakan tidak ada artinya sama sekali. Sebaliknya jika seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata atau normal bila didukung lingkungan yang kondusif maka ia akan dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas diatas rata-rata atau superior. Hal ini berarti lingkungan memegang peranan penting bagi pendidikan anak selain bakat yang telah dimiliki oleh anak itu sendiri.

F. Karakteristik Belajar Anak

Menurut konsep PAUD yang sebenarnya, anak-anak seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai permainan. Dengan demikian, kebutuhannya akan rasa aman dan nyaman tetap terpenuhi. Kalaupun kepada siswa SD kelas awal ingin diajarkan konsep berhitung, contohnya, pilihlah sarana pembelajaran melalui nyanyian atau cara lain yang mudah dipahami dan menyenangkan.

Hanya saja, meski sama-sama melalui cara yang menyenangkan, tujuan pendidikan anak usia prasekolah berbeda dari pendidikan anak usia sekolah dasar awal. Kalau pendidikan bagi anak usia prasekolah bertujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, maka konsep pendidikan di awal sekolah dasar bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain tentu saja untuk mengembangkan berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan guna mengoptimalkan kecerdasannya.

Proses pembelajaran kepada anak harus sesuai dengan konsep pendidikan anak usia dini. Mengajarkan konsep membaca dan berhitung, contohnya, haruslah dengan cara yang menarik dan bisa dinikmati anak. Yang tidak kalah penting, selama proses belajar, jadikan anak sebagai pusatnya dan bukannya guru yang mendominasi kelas. Dalam pelaksanaannya, inilah yang disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Jadi bukannya "CBSA" yang kerap diplesetkan sebagai "Catat Buku Sampai Abis".

Sementara pendidikan usia dini yang diberikan dalam keluarga juga harus berpijak pada konsep PAUD. Artinya, pola asuh yang diterapkan orang tua hendaknya cukup memberi kebebasan kepada anak untuk mengembangkan aneka keterampilan dan kemandiriannya. Ingat, porsi waktu terbesar yang dimiliki anak adalah bersama keluarganya dan bukan di sekolah.

G. Program Pendidikan Bagi Anak Usia Dini

Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1992 tentang pendidikan pra-sekolah, pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa “bentuk satuan pendidikan pra-sekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan Penitipan Anak serta bentuk lain yang diterapkan oleh Menteri.

Kelompok Bermain
Pendidikan dini bagi anak-anak usia pra-sekolah (3-6 tahun) merupakan hal yang penting, karena pada usia ini merupakan masa membentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan berfikir, kecerdasan, keterampilan serta kemandirian maupun kemampuan bersosialisasi. Pada dasarnya dunia anak adalah dunia fundamental dari perkembangan manusia menuju manusia dewasa yang sempurna. Disadari bahwa generasi merupakan generasi penerus yang perlu dibina sejak dini, karenanya pembinaan sejak dini merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Pembinaan anak usia pra-sekolah terutama peranan keluarga sangat menentukan.

Menurut Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1990 tentang pendidikan pra-sekolah, Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain, yang juga menyelenggarakan pendidikan pra-sekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.

Selama tahun pra-sekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain semuanya menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya baik sendiri atau berkelompok mainan merupakan unsure yang penting dari aktivitas bermain anak. Bermain dengan teman-teman sebayanya, anak dirangsang dalam kemampuan mental seperti kecerdasan, kreativitas, kemampuan sosial yang sangat bermanfaat pada masa kini dan masa yang akan datang. Kegiatan bermain memiliki arti positif terhadap perkembangan sosial anak. Seperti yang dikemukakan oleh Zulkifli bahwa dengan berman mereka lebih banyak mengenal benda-benda yang berguna bagi perkembangan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dengan mengenal benda seperti mobil dapat mengembangkan rasa sosial anak dimana benda tersebut dapat membantu orang lain eprgi kesuatu tempat tertentu. Secara lebih jauh dapat dilihat dengan adanya perkembangan teknologi menunjukan makin menariknya teknis dan permainan elektronik bagi anak yang ditunjang oleh situasi dan kondisi dimana anak-anak sulit mendapat teman sebaya untuk bersosialisasi sehingga anak dapat menonton atau bermain sendiri tanpa memerlukan oranglain.

BAB III

KESIMPULAN


Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.

Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.

DAFTAR PUSTAKA

  1. M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
  2. Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda
  3. Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
  4. Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda
  5. Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama
  6. Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI

Nah, demikian tadi contoh makalah pendidikan yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat bagi anda yang sedang membutuhkannya. 

Selasa, 01 September 2015

8 Contoh Daftar Isi Makalah Lengkap

Contoh Daftar Isi Makalah Lengkap Daftar isi menjadi bab yang sangat penting manakala kita membuat sebuah makalah, laporan, maupun skripsi. Bahkan dalam pembuatan buku pun wajib bagi pengarang untuk mencantumkan daftar isi. Daftar isi ini tujuannya yauitu untuk menjabarkan tema pembahasan sebuah makalah halaman per halaman atau tiap bab. 

Daftar isi dapat memudahkan si pembaca manakala sedang mencari topik utama atau materi apa yang dibahas dalam tiap halaman. Selain itu, dengan adanya daftar isi, sebuah makalah akan terlihat lebih rapih.

Apabila sebuah makalah atau skripsi atau karya tulis tidak mencantumkan daftar isi, kami rasa itu adalah contoh makalah yang kurang baik, karena menyulitkan siapapun pembaca. Nah, dalam pembuatan daftar isi pun ada kaidah kaidahnya. Sebuah daftar isi harus tersusun rapi, lengkap, dan dapat memudahkan si pembaca. 



Oke lah kalau begitu, berikut ini beberapa contoh daftar isi yang biasa digunakan pada makalah, laporan, maupun karya tulis ilmiah. Daftar isi yang kami tuliskan diatas dapat anda gunakan sebagai referensi makalah atau laporan anda.

Contoh Daftar Isi Makalah Bahasa Indonesia 


Daftar isi


Kata pengantar ................................................................................
Daftar isi ..........................................................................................
Bab I pendahuluan ...........................................................................
A. Latar belakang ..............................................................................
B. Rumusan masalah ........................................................................
C. Tujuan penelitian ..........................................................................
D. Manfaat penelitian ........................................................................

Bab II tinjauan pustaka dan kerangka berfikir.....................................
A. Tinjauan pustaka ..........................................................................
B. Kerangka berpikir ..........................................................................

Bab III Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
A. Kesalahan fonologi ........................................................................
B. Kesalahan morfologi ......................................................................
C. Kesalahan sintaksis ......................................................................
D. Kesalahan leksikon........................................................................

Bab IV Kesimpulan dan Saran ...........................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran ............................................................................................
Daftar pustaka ..................................................................................


Contoh Daftar Isi Makalah Dengan Tema Pendidikan

Daftar isi


Halaman Judul.................................................................................
Kata Pengantar................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................
A. Orientasi pendidikan jaman dulu dan sekarang..............................
B. Institusi pendidikan......................................................................
C. Tenaga pendidik...........................................................................
D. Materi pendidikan.........................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................




Contoh Daftar Isi Makalah Dengan Tema Bahasa Indonesia


Kata pengantar ................................................................................
Daftar isi ............................................................................................
Bab I pendahuluan ............................................................................
A. Latar belakang ...............................................................................
B. Rumusan masalah ...........................................................................
C. Tujuan penelitian ...........................................................................
D. Manfaat penelitian .........................................................................

Bab II tinjauan pustaka dan kerangka berfikir....................................
A. Tinjauan pustaka ..........................................................................
B. Kerangka berpikir .........................................................................

Bab III Pembahasan Hasil Penelitian .................................................
A. Kesalahan fonologi ......................................................................
B. Kesalahan morfologi .....................................................................
C. Kesalahan sintaksis ......................................................................
D. Kesalahan leksikon........................................................................

Bab IV Kesimpulan dan Saran ..........................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
Daftar pustaka .................................................................................



Contoh Daftar Isi Makalah Dengan Tema Lingkungan

Daftar isi


Kata Pengantar…………………………………………………………….……………
Daftar isi………………………………………………………………………………….…

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………
1.4 Metodelogi penulisan……………………………………………………………
1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………………………

BAB 2. LANDASAN TEORI……………………………………………………………
2.1 Identifikasi kualitas lingkungan hidup…………………………………
2.2 Keterbatasan Ekologi dalam Pembangunan…………………………

BAB 3. ANALISA LINGKUNGAN HIDUP

BAB 4. MASALAH-MASALAH PADA LINGKUNGAN HIDUP

BAB 5. PENYEBAB&DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

BAB 6. UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
6.1 Usaha mengatasi berbagai masalah lingkungan hidup…………………
6.2 Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan hidup…
6.3 Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan……………………………
6.4 Pengelolaan daur ulang sumber daya alam…………………………………
6.5 Pelestarian flora dan fauna…………………………………………………………

BAB 7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………
7.2 Saran…………………………………………………………………………………….…

DAFTAR PUSTAKA



Contoh daftar isi Makalah Dengan Tema Ilmu Fisika

Daftar isi



Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................
KATA PENGANTAR .................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................
1.3. Rumusan Masalah ...........................................................
1.4. Metode Penulisan ............................................................
1.5. Sistematika Penulisan....................................................

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................
2.1. Pengertian gerak, massa, kecepatan, dan percepatan.......
2.2. Momentum ...............................................................
2.3. Hukum kekekalan momentum .......................................
2.4. Impuls ............................................................................
2.5. Moman gaya ...................................................................
2.6. Gaya gesekan static dan gaya gesekan kinetik ................
2.7. Hukum Newton II ..........................................................
2.8. Hukum pemantulan .........................................................

BAB III PROSEDUR KEGIATAN
3.1. Alat yang digunakan .........................................................
3.2. Cara kerja percobaan .........................................................

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA .................................

BAB V PENUTUP .............................................................
5.1. Kesimpulan .................................................................
5.2. Saran .............................................................................

LAMPIRAN FOTO .......................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................



Contoh Daftar Isi Makalah Dengan Tema Biologi


Daftar isi


KATA PENGANTAR ……………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………

BAB I………………………………………………………………
1.1. PENDAHULUAN ………………………………………
1.2. LATAR BELAKANG …………………………………
1.3. RUMUSAN MASALAH …………………………………
1.4. TUJUAN PENELITIAN …………………………………
1.5. MANFAAT PENELITIAN ……………………………

BAB II…………………………………………………………………
2.1. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………
2.2. KERANGKA BERPIKIR …………………………………

BAB III………………………………………………………………
3.1. PEMBAHASAN PENELITIAN ………………………
3.2. KESALAHAN LEKSIKON………………………………
3.3. KESALAHAN SINTAKSIS ……………………………
3.4. KESALAHAN FONOLOGI ……………………………
3.5. KESALAHAN MORFOLOGI ……………………………

BAB IV…………………………………………………………………
4.1. KESIMPULAN ………………………………………………
4.2. SARAN ………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………




Contoh Daftar Isi Makalah Dengan Tema Ilmu Pengetahuan Alam


DAFTAR ISI


JUDUL ………………………………………………………………
PENGESAHAN ……………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………
1.1. Latar Belakang ……………………………………………
1.2. Tujuan …………………………………………………………
1.3. Rumusan Masalah ………………………………………
1.4. Metode Penulisan …………………………………………
1.5. Sistematika…………………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………
2.1. Pengertian gerak, percepatan, kecepatan dan masa…
2.2. Momentum ……………………………………………………………
2.3. Hukum kekekalan……………………………………………………
2.4. Impuls ……………………………………………………………
2.5. Moman gaya …………………………………………………………
2.6. Gaya gesekan statis dan kinetik ……………………………
2.7. Hukum Newton II ……………………………………………………
2.8. Hukum Pascal…………………………………………………………

BAB III PROSEDUR KEGIATAN…………………………….…………
3.1. Sarana yang digunakan …………………………………………
3.2. Cara kerja ……………………………………………………………

BAB IV HASIL ANALISA ………………………………………………

BAB V PENUTUP …………………………………………………………
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………
5.2. Saran …………………………………………………………………

LAMPIRAN FOTO ………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………



Contoh Daftar Isi Makalah Dengan Tema Ekonomi Sosial



DAFTAR ISI


JUDUL………………………………………………..……………………
PERNYATAAN…………………………………………..………………
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………..………………………

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Penelitian …………………….………….……….
1.2 Perumusan Masalah …………………….……………………………
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………

BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Analis Ekonomi Makro ………………………………………………
2.2 Ukuran Aktivitas Ekonomi ………………………………………
2.3 Produk Domestik Bruto ………..…………………………………
2.4 Inflasi ……………………………………….…………………………

BAB 3 METODOLOGI
3.1 Sekilas Citibank……..…….…………………………….………
3.2 Kompetitor ………………………………….……………..……..…
3.3 Kerangka Pikiran …………………………………………………
3.4 Metodologi Penelitian ……………………………………………
.5 Data / Informasi ………………………………….………..……
3.6 Metode Analisis ……………………………………………………

DAFTAR ACUAN …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………….…………………………………


Itulah tadi beberapa contoh daftar isi makalah atau laporan yang dapat anda gunakan sebagai bahan referensi anda. Semoga contoh contoh tadi dapat bermanfaat bagi anda. Terimkasih . 

Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehidupan Sehari Hari

Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehidupan Sehari Hari | Makalah yang akan kami persembahkan kali ini  adalah makalah pendidikan dengan tema matematika dalam kehidupan sehari hari. Semoga Makalah yang kami tuliskan disini bisa bermanfaat bagi anda yang sedang membutuhkannya. Entah untuk dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan makalah ataupun artikel. 

Oke bro langsung saja simak Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehidupan Sehari Hari berikut ini : 

Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehidupan Sehari Hari 





Kata pengantar 



Dengan menyampaikan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang maha kuasa, hingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini disusun dengan tujuan agar para pembaca dan para peminat matematika dapat mengenali matematika lebih dekat sehingga para pembaca mengetahui bahwa matematika itu menyenangkan dan matematika itu sebenarnya tidaklah sesult seperti yang diperkirakan orang. 

Selain itu, makalah ni dihadirkan sebagai materi (bahan) pengayaan (enrichment) dalam mata pelajaran matematika dan juga diperuntukkan bagi para peminat dan penggemar matematika. 

Perlu diketahui pula, bahwa agar pembaca memperoleh sesuatu yang berharga dari makalah ini, simaklah secara teliti setiap keterangan yang terdapat didalam makalah ini, kemudian sediakanlah pensil dan kertas, dan selanjutnya tulislh kata-kata kunci atau konsep-konsep kunci yang anda peroleh dari hasil enyimak tadi.apabila anda melakukan hal-hal yang disarankan tersebut, insya ALLAH, anda akan memperoleh sesuatu yang bermakna dalam mengenali matematika. Ini merupakan sebah kenikmatan dalam bermatematika yang ak ternilai harganya, dan ini tidak akan pernah akan didapatkan oleh siapapun yang tidak mengenali matematika 

Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ni tidaklah sempurna, dan dibeberapa bagian masih terdapat kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun untk sempurnanya makalah ni sangat saya nantikan. Kepada semua pihak yangtelah membantu menyelesaikan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus, dan mudah-mudahan makalah ini ada manfaatnya, amin. 

1 Desember 2010 



penyusun 



DAFTAR ISI 




Kata pengantar..........................................................................   i 

Daftar isi....................................................................................  ii 

Bab I Pendahuluan...................................................................... 1 
1.1.Latar belakang masalah......................................................... 1
1.2.Rumusan masalah................................................................  2 
1.3.Tujuan makalah..................................................................... 3 

Bab II Pembahasan...................................................................... 4 
2.1. pengertian matematika......................................................... 4 
2.2. keunggulan matematika...................................................... 11 
2.3. kegunaan matematika......................................................... 17 
2.4. perkembangan matematika dalam peradaban manusia......... 21 

Bab III Penutup ......................................................................... 23 
A.Kesimpulan.............................................................................. 23 
B.Kritik dan saran ....................................................................... 24 

Daftar pustaka............................................................................ 25 





BAB I 

PENDAHULUAN 


1.1. latar belakang masalah 


Kita hidup di suatu dunia yang penuh perubahan. Jika di zaman prasejarah manusia hanya mengenal bangun dan belum mengenal angka maupun tulisan,maka sebenarnya mereka telah mampu mendapatkan ilmu pengetahuan,yakni ilmu matematika. 

Matematika merupakan ilmu pasti atau ilmu mutlak.matematika berkembang pesat di seluruh dunia, yang membawa manusia berpikir kearah rasional.dari ilmu matematika manusia menciptakan bangunan yang detail dan begitu indah yang akhirnya berpuncak pada Pencerahan dunia.Herannya,mengapa kebanyakan orang tidak menyukai matematika, Sehingga matematika dijadikan sebagai momok bukannya kebutuhan. Sebenarnya matematika menyenangkan, karena kita bisa bermain dengan angka-angka. 

1.2. Rumusan masalah 


1. Matematika meruakan ilmu falaq yang mengacu pada logika, yang berpola pada studi besaran, struktur, perubahan, dan ruang serta etimologi 

2. Dari zaman yang semakin berkembang, matematika dapat memecahkan berbagai teka-teki yang dipermasalahkan manusia. 

3. Diantara kegunaan matematika adalah sebagai raja, bahasa,dan ilmu pengetahuan. 

4. Perkembangan matematika dalam peradaban manusia diinspirasikan kedalam sebuah seni bangunan yang detail dan kokoh. 


1.3. Tujuan makalah 


1. Agar pembaca mengerti dan aham secara lebih paham tentang matematika. 

2. Agar pembaca minat takut akan matematika. 

3. Untuk memecahkan misteri yang tersimpan dalam matematika. 


BAB II 

PEMBAHASAN 


2.1.Pengertian Matematika 

Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian. 

Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia.Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting".Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan." 

Melalui penggunaan penalaranlogika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis.Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya di Cina pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini. 

Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan.Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian. 

Dibawah ini adalah beberapa ilmu terapan matematika: 

2.1.1.Etimologi 
Kata "matematika" berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian matematika", bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauhnya berarti matematis.Secara khusus, μαθηματικὴ τέχνη (mathēmatikḗ tékhnē), di dalam bahasa Latinars mathematica, berarti seni matematika. 

Bentuk jamak sering dipakai di dalam bahasa Inggris, seperti juga di dalam bahasa Perancisles mathématiques (dan jarang digunakan sebagai turunan bentuk tunggal la mathématique), merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral mathematica (Cicero), berdasarkan bentuk jamak bahasa Yunani τα μαθηματικά (ta mathēmatiká), yang dipakai Aristotle, yang terjemahan kasarnya berarti "segala hal yang matematis". Tetapi, di dalam bahasa Inggris, kata benda mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata kerja. Di dalam ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai math di Amerika Utara dan maths di tempat lain. 

2.1.2.Sejarah 
Evolusi matematika dapat dipandang sebagai sederetan abstraksi yang selalu bertambah banyak, atau perkataan lainnya perluasan pokok masalah. Abstraksi mula-mula, yang juga berlaku pada banyak binatang, adalah tentang bilangan: pernyataan bahwa dua apel dan dua jeruk (sebagai contoh) memiliki jumlah yang sama. 

Selain mengetahui cara mencacah objek-objek fisika, manusia prasejarah juga mengenali cara mencacah besaran abstrak, seperti waktuhari, musim, tahun. Aritmetika dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) mengikuti secara alami. 

Langkah selanjutnya memerlukan penulisan atau sistem lain untuk mencatatkan bilangan, semisal tali atau dawai bersimpul yang disebut quipu dipakai oleh bangsa Inca untuk menyimpan data numerik. Sistem bilangan ada banyak dan bermacam-macam, bilangan tertulis yang pertama diketahui ada di dalam naskah warisan Mesir Kuno di Kerajaan Tengah Mesir, Lembaran Matematika Rhind





Penggunaan terkuno matematika adalah di dalam perdagangan, pengukuran tanah, pelukisan, dan pola-pola penenunan dan pencatatan waktu dan tidak pernah berkembang luas hingga tahun 3000 SM ke muka ketika orang Babilonia dan Mesir Kuno mulai menggunakan aritmetika, aljabar, dan geometri untuk penghitungan pajak dan urusan keuangan lainnya, bangunan dan konstruksi, dan astronomi. Pengkajian matematika yang sistematis di dalam kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300 SM. 

Matematika sejak saat itu segera berkembang luas, dan terdapat interaksi bermanfaat antara matematika dan sains, menguntungkan kedua belah pihak.Penemuan-penemuan matematika dibuat sepanjang sejarah dan berlanjut hingga kini. Menurut Mikhail B. Sevryuk, pada Januari 2006 terbitan Bulletin of the American Mathematical Society, "Banyaknya makalah dan buku yang dilibatkan di dalam basis data Mathematical Reviews sejak 1940 (tahun pertama beroperasinya MR) kini melebihi 1,9 juta, dan melebihi 75 ribu artikel ditambahkan ke dalam basis data itu tiap tahun. Sebagian besar karya di samudera ini berisi teorema matematika baru beserta bukti-buktinya." 
2.1.3.Besaran 

Pengkajian besaran dimulakan dengan bilangan, pertama bilangan asli dan bilangan bulat ("semua bilangan") dan operasi aritmetika di ruang bilangan itu, yang dipersifatkan di dalam aritmetika.Sifat-sifat yang lebih dalam dari bilangan bulat dikaji di dalam teori bilangan, dari mana datangnya hasil-hasil popular seperti Teorema Terakhir Fermat. Teori bilangan juga memegang dua masalah tak terpecahkan: konjektur prima kembar dan konjektur Goldbach

Karena sistem bilangan dikembangkan lebih jauh, bilangan bulat diakui sebagai himpunan bagian dari bilangan rasional ("pecahan"). Sementara bilangan pecahan berada di dalam bilangan real, yang dipakai untuk menyajikan besaran-besaran kontinu.Bilangan real diperumum menjadi bilangan kompleks.Inilah langkah pertama dari jenjang bilangan yang beranjak menyertakan kuarternion dan oktonion.Perhatian terhadap bilangan asli juga mengarah pada bilangan transfinit, yang memformalkan konsep pencacahan ketakhinggaan. Wilayah lain pengkajian ini adalah ukuran, yang mengarah pada bilangan kardinal dan kemudian pada konsepsi ketakhinggaan lainnya: bilangan aleph, yang memungkinkan perbandingan bermakna tentang ukuran himpunan-himpunan besar ketakhinggaan. 


2.1.4.Ruang 
Pengkajian ruang bermula dengan geometri – khususnya, geometri euclid. Trigonometri memadukan ruang dan bilangan, dan mencakupi Teorema pitagoras yang terkenal. Pengkajian modern tentang ruang memperumum gagasan-gagasan ini untuk menyertakan geometri berdimensi lebih tinggi, geometri tak-euclid (yang berperan penting di dalam relativitas umum) dan topologi. Besaran dan ruang berperan penting di dalam geometri analitik, geometri diferensial, dan geometri aljabar. Di dalam geometri diferensial terdapat konsep-konsep buntelan serat dan kalkulus lipatan.Di dalam geometri aljabar terdapat penjelasan objek-objek geometri sebagai himpunan penyelesaian persamaan polinom, memadukan konsep-konsep besaran dan ruang, dan juga pengkajian grup topologi, yang memadukan struktur dan ruang.Grup lie biasa dipakai untuk mengkaji ruang, struktur, dan perubahan. Topologi di dalam banyak percabangannya mungkin menjadi wilayah pertumbuhan terbesar di dalam matematika abad ke-20, dan menyertakan konjektur poincaré yang telah lama ada dan teorema empat warna, yang hanya "berhasil" dibuktikan dengan komputer, dan belum pernah dibuktikan oleh manusia secara manual. 

2.1.5.Perubahan 

Memahami dan menjelaskan perubahan adalah tema biasa di dalam ilmu pengetahuan alam, dan kalkulus telah berkembang sebagai alat yang penuh-daya untuk menyeledikinya.Fungsi-fungsi muncul di sini, sebagai konsep penting untuk menjelaskan besaran yang berubah.Pengkajian kaku tentang bilangan real dan fungsi-fungsi berpeubah real dikenal sebagai analisis real, dengan analisis kompleks lapangan yang setara untuk bilangan kompleks. Hipotesis Riemann, salah satu masalah terbuka yang paling mendasar di dalam matematika, dilukiskan dari analisis kompleks. Analisis fungsional memusatkan perhatian pada ruang fungsi (biasanya berdimensi tak-hingga).Satu dari banyak terapan analisis fungsional adalah mekanika kuantum.Banyak masalah secara alami mengarah pada hubungan antara besaran dan laju perubahannya, dan ini dikaji sebagai persamaan diferensial. Banyak gejala di alam dapat dijelaskan menggunakan sistem dinamika; teori kekacauan mempertepat jalan-jalan di mana banyak sistem ini memamerkan perilaku deterministik yang masih saja belum terdugakan. 


2.1.6.Struktur 

Banyak objek matematika, semisal himpunan bilangan dan fungsi, memamerkan struktur bagian dalam. Sifat-sifat struktural objek-objek ini diselidiki di dalam pengkajian grup, gelanggang, lapangan dan sistem abstrak lainnya, yang mereka sendiri adalah objek juga. Ini adalah lapangan aljabar abstrak.Sebuah konsep penting di sini yakni vektor, diperumum menjadi ruang vektor, dan dikaji di dalam aljabar linear. Pengkajian vektor memadukan tiga wilayah dasar matematika: besaran, struktur, dan ruang. Kalkulus vektor memperluas lapangan itu ke dalam wilayah dasar keempat, yakni perubahan.Kalkulus tensor mengkaji kesetangkupan dan perilaku vektor yang dirotasi. Sejumlah masalah kuno tentang Kompas dan konstruksi garis lurus akhirnya terpecahkan oleh Teori galois


2.1.7.Dasar dan filsafat 

Untuk memeriksa dasar-dasar matematika, lapangan logika matematika dan teori himpunan dikembangkan, juga teori kategori yang masih dikembangkan. Kata majemuk "krisis dasar" mejelaskan pencarian dasar kaku untuk matematika yang mengambil tempat pada dasawarsa 1900-an sampai 1930-an. Beberapa ketaksetujuan tentang dasar-dasar matematika berlanjut hingga kini. Krisis dasar dipicu oleh sejumlah silang sengketa pada masa itu, termasuk kontroversi teori himpunan Cantor dan kontroversi Brouwer-Hilbert

Logika matematika diperhatikan dengan meletakkan matematika pada sebuah kerangka kerja aksiomatis yang kaku, dan mengkaji hasil-hasil kerangka kerja itu. Logika matematika adalah rumah bagi Teori ketaklengkapan kedua Gödel, mungkin hasil yang paling dirayakan di dunia logika, yang (secara informal) berakibat bahwa suatu sistem formal yang berisi aritmetika dasar, jika suara (maksudnya semua teorema yang dapat dibuktikan adalah benar), maka tak-lengkap (maksudnya terdapat teorema sejati yang tidak dapat dibuktikan di dalam sistem itu). Gödel menunjukkan cara mengonstruksi, sembarang kumpulan aksioma bilangan teoretis yang diberikan, sebuah pernyataan formal di dalam logika yaitu sebuah bilangan sejati-suatu fakta teoretik, tetapi tidak mengikuti aksioma-aksioma itu. Oleh karena itu, tiada sistem formal yang merupakan aksiomatisasi sejati teori bilangan sepenuhnya. Logika modern dibagi ke dalam teori rekursi, teori model, dan teori pembuktian, dan terpaut dekat dengan ilmu komputerteoretis


2.1.8.Matematika diskret 

Matematika diskret adalah nama lazim untuk lapangan matematika yang paling berguna di dalam ilmu komputer teoretis. Ini menyertakan teori komputabilitas, teori kompleksitas komputasional, dan teori informasi. Teori komputabilitas memeriksa batasan-batasan berbagai model teoretis komputer, termasuk model yang dikenal paling berdaya - Mesin turing.Teori kompleksitas adalah pengkajian traktabilitas oleh komputer; beberapa masalah, meski secara teoretis terselesaikan oleh komputer, tetapi cukup mahal menurut konteks waktu dan ruang, tidak dapat dikerjakan secara praktis, bahkan dengan cepatnya kemajuan perangkat keras komputer.Pamungkas, teori informasi memusatkan perhatian pada banyaknya data yang dapat disimpan pada media yang diberikan, dan oleh karenanya berkenaan dengan konsep-konsep semisal pemadatan dan entropi

Sebagai lapangan yang relatif baru, matematika diskret memiliki sejumlah masalah terbuka yang mendasar. Yang paling terkenal adalah masalah "P=NP?", salah satu Masalah Hadiah Milenium.[29]


2.2.Keunggulan matematika 


2.2.1.Mencari hari lahir 

Kita pasti selalu mengingat hari ulang tahun, walaupun tidak mesti hari lahir kita! Ada satu cara untuk mencari tahu kelahiran kita tanpa menggunakan kalender ataupun menanyakannya kepada orang tua kita. Jika anda mempelajari metode ALJABAR yang diberikan dibawah ini, anda bias mencoba trik ini: 



Berapa lamakah kita shalat dalam sehari semalam?Jika setiap rakaat kita perkirakan dua menit, maka dalam sehari-semalam jumlahnya ada 34 menit. Artinya, dalam sehari hanya kita isi sebanyak 2,4 persen dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada 238 menit atau 3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952 menit atau 15,86 jam. Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam, yang berarti setara dengan 7,93 hari. 

Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun). 

Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikan-Nya kepada kita dengan nikmat usia. 

Maka, sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya. 



Ingatlah, Abu Zubair menceritakan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ''Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu terdapat perbuatan meninggalkan shalat'." (HR Muslim). 

Oleh karena itu, jangan pernah merasa puas dan berbangga diri dengan ibadah yang telah kita laksanakan. Sebab, bisa jadi ibadah kita, terutama shalat, tidak akan berarti apa-apa bila hal itu kita kerjakan dengan tidak ikhlas. Apalagi berharap surga.Allah menyindir orang yang demikian dengan pendusta agama. (QS Al-Maun [107]: 1-7). 

Jadi, jangan hanya mengandalkan masuk surga dengan selembar tiket shalat fardhu.Silakan menjaring rahmat Allah dengan banyak beramal saleh.Berinfak, zakat, puasa, haji, akur dengan tetangga, menyambung silaturahim, mengurus keluarga, belajar, menyantuni anak yatim, tidak membuang sampah sembarangan, bahkan hanya tersenyum kepada teman pun termasuk amal shaleh.Wallahu a'lam. 

2.2.3.Aritmetika modular 

Jenis aritmetika ini adalah sebuah cara membagi dan melihat sisanya. Hal ini berguna dalam situasi-situasi perputaran, seperti hari-rari dalam seminggu atau waktu dalam 12 jam-an atau 24 jam-an. 
Mencari kebenaran tahun kabisat – modulo 4 

Membagi tahun dengan 4; jika hasilnya tidak memiliki sisa, maka tahun itu adalah tahun kabisat. 

Ex: 1916 / 4 = 479 

Jadi, 1916 adalah tahun kabisat 

1921 / 4 = 480 sisa 1 

Sehingga 1921 bukan tahun kabisat. 
Mencari waktu menggunakan – modulo 12 

Membagi waktu dalam 24 jam-an dengan 12. Sisanya merupakan waktu dalam 12 jam-an. 

Ex: 21.00 / 12 = 1 sisa 9 

= pukul 19 
Mencari kebenaran bilangan buku dalam ISBN – modulo 11 

Modulo 11 bsa digunakan untuk melihat apakah kode-kode ISBN ( nomer standar bku internasional ) pada buku sudah benar. 



Nomer paling kiri kalikan dengan 10, kemudian nomer selanjutnya kalikan 9, kemudian nomer selanjutnya kalikan 8, demikian seterusnya sampai nomer terakhir dikalikan dengan 1. 

Nomer tadi ditambahkan dan dibagi dengan 11.Jika nomer ISBN-nya benar maka tidak aka nada sisa. 

Ex: ISBN 

979.465.075.7 

( 10 x 9 ) + (9 x 7 ) + ( 8 x 9 ) + ( 7 x 4 ) + ( 6 x 6 ) + ( 5 x 5 ) + ( 4 x 0 ) + ( 3 x 7 ) + ( 2 x 5 ) + ( 1 x 7 ) =352 



352 / 11 = 32 dan tidak ada sisa. 

Jadi,979.465.075.7adalahkodeISBNyangbena 



2.3. Kegunaan MATEMATIKA 



2.3.1.MATEMATIKA Sebagai BAHASA.

Di manakah letak konsep-konsep matematika, misalnya letak bilangan 1?Banyak para pakar matematika, misalnya para pakar Teori Model (lihat model matematika) yang juga mendalami filsafat di balik konsep-konsep matematika bersepakat bahwa semua konsep-konsep matematika secara universal terdapat di dalam pikiran setiap manusia.Jadi, yang dipelajari di dalam matematika adalah berbagai lambang dan ungkapan untuk mengomunikasikannya. Misalnya orang Jawa secara lisan memberi lambang bilangan 3 dengan mengatakan Telu sedangkan dalam bahasa Indonesia, bilangan tersebut dilambangkan melalui ucapan Tiga. Inilah sebabnya, banyak pakar mengkelompokkan matematika ke dalam kelompok bahasa, atau lebih umum lagi dalam kelompok (alat) komunikasi, bukan ilmu pengetahuan.

Dalam pandangan formalis, matematika adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksiomatis dengan menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; ada pula pandangan lain, misalnya yang dibahas dalam filsafat matematika.

Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikawan sering kali berasal dari ilmu pengetahuan alam, dan sangat umum di fisika, tetapi matematikawan juga mendefinisikan dan menyelidiki struktur internal dalam matematika itu sendiri, misalnya, untuk menggeneralisasikan teori bagi beberapa sub-bidang, atau alat bantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikawan belajar bidang yang dilakukan mereka untuk sebab estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.

Matematika tingkat lanjut digunakan sebagai alat untuk mempelajari berbagai gejala fisika yang kompleks, khususnya berbagai gejala alam yang teramati, agar pola struktur, perubahan, ruang dan sifat-sifat gejala bisa didekati atau dinyatakan dalam sebuah bentuk perumusan yang sistematis dan penuh dengan berbagai perjanjian, lambang, dan notasi. Hasil perumusan yang menggambarkan perilaku atau proses gejala fisika tersebut biasa disebut model matematika dari gejala.

2.3.2.MATEMATIKA Sebagai RAJA Sekaligus PELAYAN 

Ada pendapat terkenal yang memandang matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya zaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmetika) sudah digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu turun hujan, dan sebagainya.

Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni, dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar matematika hanya sebagai kegemaran tanpa memedulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang matematika murni yang ternyata di kemudian hari bisa diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.

2.3.3.MATEMATIKA Sebagai ILMU PENGETAHUAN 

Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai “Ratunya Ilmu Pengetahuan”.Di dalam bahasa aslinya, Latin Regina Scientiarum, juga di dalam bahasa Jerman Königin der Wissenschaften, kata yang bersesuaian dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan) pengetahuan.Jelas, inipun arti asli di dalam bahasa Inggris, dan tiada keraguan bahwa matematika di dalam konteks ini adalah sebuah ilmu pengetahuan.Pengkhususan yang mempersempit makna menjadi ilmu pengetahuan alam adalah di masa terkemudian.Bila seseorang memandang ilmu pengetahuan hanya terbatas pada dunia fisika, maka matematika, atau sekurang-kurangnya matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan.Albert Einstein menyatakan bahwa “sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, maka mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan.”

Banyak filsuf yakin bahwa matematika tidaklah terpalsukan berdasarkan percobaan, dan dengan demikian bukanlah ilmu pengetahuan per definisi Karl Popper. Tetapi, di dalam karya penting tahun 1930-an tentang logika matematika menunjukkan bahwa matematika tidak bisa direduksi menjadi logika, dan Karl Popper menyimpulkan bahwa “sebagian besar teori matematika, seperti halnya fisika dan biologi, adalah hipotetis-deduktif: oleh karena itu matematika menjadi lebih dekat ke ilmu pengetahuan alam yang hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lebih daripada sebagai hal yang baru.” Para bijak bestari lainnya, sebut saja Imre Lakatos, telah menerapkan satu versi pemalsuan kepada matematika itu sendiri.

Sebuah tinjauan alternatif adalah bahwa lapangan-lapangan ilmiah tertentu (misalnya fisika teoretis) adalah matematika dengan aksioma-aksioma yang ditujukan sedemikian sehingga bersesuaian dengan kenyataan.Faktanya, seorang fisikawan teoretis, J. M. Ziman, mengajukan pendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan umum dan dengan demikian matematika termasuk di dalamnya.]Di beberapa kasus, matematika banyak saling berbagi dengan ilmu pengetahuan fisika, sebut saja penggalian dampak-dampak logis dari beberapa anggapan.Intuisi dan percobaan juga berperan penting di dalam perumusan konjektur-konjektur, baik itu di matematika, maupun di ilmu-ilmu pengetahuan (lainnya).Matematika percobaan terus bertumbuh kembang, mengingat kepentingannya di dalam matematika, kemudian komputasi dan simulasi memainkan peran yang semakin menguat, baik itu di ilmu pengetahuan, maupun di matematika, melemahkan objeksi yang mana matematika tidak menggunakan metode ilmiah.Di dalam bukunya yang diterbitkan pada 2002 A New Kind of Science, Stephen Wolfram berdalil bahwa matematika komputasi pantas untuk digali secara empirik sebagai lapangan ilmiah di dalam haknya/kebenarannya sendiri.

Pendapat-pendapat para matematikawan terhadap hal ini adalah beraneka macam. Banyak matematikawan merasa bahwa untuk menyebut wilayah mereka sebagai ilmu pengetahuan sama saja dengan menurunkan kadar kepentingan sisi estetikanya, dan sejarahnya di dalam tujuh seni liberal tradisional; yang lainnya merasa bahwa pengabaian pranala ini terhadap ilmu pengetahuan sama saja dengan memutar-mutar mata yang buta terhadap fakta bahwa antarmuka antara matematika dan penerapannya di dalam ilmu pengetahuan dan rekayasa telah mengemudikan banyak pengembangan di dalam matematika. Satu jalan yang dimainkan oleh perbedaan sudut pandang ini adalah di dalam perbincangan filsafat apakah matematika diciptakan (seperti di dalam seni) atau ditemukan (seperti di dalam ilmu pengetahuan).Adalah wajar bagi universitas bila dibagi ke dalam bagian-bagian yang menyertakan departemen Ilmu Pengetahuan dan Matematika, ini menunjukkan bahwa lapangan-lapangan itu dipandang bersekutu tetapi mereka tidak seperti dua sisi keping uang logam.Pada tataran praktisnya, para matematikawan biasanya dikelompokkan bersama-sama para ilmuwan pada tingkatan kasar, tetapi dipisahkan pada tingkatan akhir.Ini adalah salah satu dari banyak perkara yang diperhatikan di dalam filsafat matematika.

Penghargaan matematika umumnya dipelihara supaya tetap terpisah dari kesetaraannya dengan ilmu pengetahuan.Penghargaan yang adiluhung di dalam matematika adalah Fields Medal (medali lapangan), dimulakan pada 1936 dan kini diselenggarakan tiap empat tahunan.Penghargaan ini sering dianggap setara dengan Hadiah Nobel ilmu pengetahuan.Wolf Prize in Mathematics, dilembagakan pada 1978, mengakui masa prestasi, dan penghargaan internasional utama lainnya, Hadiah Abel, diperkenalkan pada 2003.Ini dianugerahkan bagi ruas khusus karya, dapat berupa pembaharuan, atau penyelesaian masalah yang terkemuka di dalam lapangan yang mapan. Sebuah daftar terkenal berisikan 23 masalah terbuka, yang disebut “masalah Hilbert”, dihimpun pada 1900 oleh matematikawan Jerman David Hilbert. Daftar ini meraih persulangan yang besar di antara para matematikawan, dan paling sedikit sembilan dari masalah-masalah itu kini terpecahkan.Sebuah daftar baru berisi tujuh masalah penting, berjudul “Masalah Hadiah Milenium”, diterbitkan pada 2000.Pemecahan tiap-tiap masalah ini berhadiah US$ 1 juta, dan hanya satu (hipotesis Riemann) yang mengalami penggandaan di dalam masalah-masalah Hilbert.


2.4.Perkembangan Matematika dalam peradaban Manusia

2.4.1.Matematika dan Arsitektur Kuno

Arsitektur di masa dahulu dianggap sebagai sebuah topik dan satu disiplin matematika yang hingga saat ini masih ada hubungan dekat.Contoh arsitektur pertama adalah Piramid.Para ahli berbeda pendapat tentang banyaknya geometri dan teori bilangan yang digunakan pada arsitektur ini. Untuk Piramid besar di Giza, Mesir yang dibangun sekitar 2575 SM oleh Raja Khufu, banyak ditulis tentang ukuran-ukuran dari Piramid ini, dan banyak ditemukan bilangan emas (golden number) dan akar kuadratnya. Terdapat sekurang-kurangnya sembilan teori yang diklaim untuk menerangkan bentuk Piramid.

Tidak ada yang ragu terkait posisi astronomi tertentu di dalam konstruksi Piramid tersebut.Demikian pula, bentuk-bentuk geometri beraturan dikeramatkan pada orang-orang Mesir (saat itu) dan mereka menggunakannya di dalam arsitektur untuk ritual dan bangunan-bangunan resmi. Sehingga mereka mempunyai ‘orang suci’ yang disebut Sessat dialah yang menunjukkan (hal-hal) penting relijius dalam menempatkan bangunan. Bilangan emas (golden number) adalah 1.618033989, dan sebuah sudut yang didasarkan pada bilangan ini akan memiliki ukuran arcsec(1.618033989) = 51° 50′. Sisi Piramid besar (diketahui) tegak pada sudut 51° 52′.


Bilangan-bilangan untuk Pythagoras juga memiliki sifat-sifat geometri.Geometri merupakan studi tentang bentuk-bentuk, dan bentuk-bentuk itu ditentukan oleh bilangan-bilangan. Tetapi lebih dari itu, matematikawan juga mengembangkan gagasan estetika berdasarkan proporsi. Selanjutnya, keteraturan geometri menekankan pada keindahan dan harmoni yang ini diaplikasikan pada arsitektur dengan penggunaan simetri. Kata simetri berasal dari istilah arsitektur Yunani kuno “simmetria” yang menunjukkan pengulangan bentuk-bentuk dan perbandingan-perbandingan dari bagian-bagian yang paling kecil pada sebuah gedung pada seluruh struktur. Ide ini antara lain digunakan di dalam konstruksi Pura Athena Parthenos. Bentuk konstruksi ini juga mengisyaratkan bahwa perbandingan 3 : 4 : 5 dapat digunakan untuk menjamin bahwa sudut-sudut di dalam bangunan sudah ditentukan dengan akurat. (spn)


BAB III

Penutup



3.1.Kesimpulan


· Besaran adalah bilangan pertama, bilangan asli dan bilangan bulat ("semua bilangan") yang dioperasi aritmetika di ruang bilangan itu, yang dipersifatkan di dalam aritmetika. Struktur adalah himpunan bilangan dan fungsi yang membahas tentang struktur bagian dalam. Sifat-sifat struktural objek-objek yang diselidiki di dalam pengkajian grup, gelanggang, lapangan dan sistem abstrak lainnya.Perubahan adalahtema biasa di dalam ilmu pengetahuan alam, dan kalkulus yang telah berkembang sebagai alat yang penuh dengan daya untuk menyeledikinya.Ruang adalahPengkajian geometri – khususnya, geometri euclid. Trigonometri yang memadukan ruang dan bilangan, dan mencakupi Teorema pitagoras serta menyertakan geometri berdimensi lebih tinggi.Etimologi adalahpengkajian, pembelajaran, ilmu.Jika dalam sehari hanya kita isi sebanyak 2,4 persen dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada 238 menit atau 3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952 menit atau 15,86 jam. Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam, yang berarti setara dengan 7,93 hari.Matematika sebagai bahasa diartikan sebagai lambang dan ungkapan untuk mengomunikasikannya.Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain .Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain.

Arsitektur di masa dahulu dianggap sebagai sebuah topik dan satu disiplin matematika yang hingga saat ini masih ada hubungan dekat.Contoh arsitektur pertama adalah Piramid. 



3.2. SARAN


Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar saya dapat memperbaiki pembuatan makalah saya di waktu yang akan dating.




DAFTAR PUSTAKA


  • 1. Wahyudin,sudrajat.2003.ensiklopedimatematika dan peradaban manusia.jakarta:cv.tarity samudra berlian. 
  • Benson, Donald C., The Moment of Proof: Mathematical Epiphanies, Oxford University Press, USA; New Ed edition (December 14, 2000). ISBN 0-19-513919-4
  • Boyer, Carl B., A History of Mathematics, Wiley; 2 edition (March 6, 1991). ISBN 0-471-54397-7. — A concise history of mathematics from the Concept of Number to contemporary Mathematics. 
  • Courant, R. and H. Robbins, What Is Mathematics? : An Elementary Approach to Ideas and Methods, Oxford University Press, USA; 2 edition (July 18, 1996). ISBN 0-19-510519-2
  • Davis, Philip J. and Hersh, Reuben, The Mathematical Experience. Mariner Books; Reprint edition (January 14, 1999). ISBN 0-395-92968-7. — A gentle introduction to the world of mathematics. 
  • Einstein, Albert (1923). "Sidelights on Relativity (Geometry and Experience)". 
  • Eves, Howard, An Introduction to the History of Mathematics, Sixth Edition, Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0
  • Gullberg, Jan, Mathematics — From the Birth of Numbers. W. W. Norton & Company; 1st edition (October 1997). ISBN 0-393-04002-X. — An encyclopedic overview of mathematics presented in clear, simple language. 

Itulah makalah pendidikan dengan tema matematka dalam kehidupan sehari hari. Semoga makalah yang kami tuliskan diatas dapat membantu anda. Terimakasih.

Link download : http://www.4shared.com/office/CDcWVdZ0/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA.htm

Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehidupan Sehari Hari 



contoh makalah penelitian

contoh makalah sederhana

contoh makalah biologi

contoh pendahuluan makalah

contoh pembuatan makalah

contoh membuat makalah

contoh makalah kewirausahaan

contoh susunan makalah

contoh makalah tik

contoh penutup makalah

contoh makalah bahasa indonesia

contoh makalah pendidikan

contoh makalah mahasiswa